Well kalo sudah masuk dunia artist (dunia seni yang sebenarnya bukan artis sinetron) hal jiplak menjiplak, punya foto ubah dikit atau seluk beluk lainnya mungkin sudah sering terjadi. Ada yang secara etika menggunakan tata kramanya misal minta ijin, memberi kredit nama pembuat dan link ke web kita. Pada satu sisi kadang saya memperoleh klien yang take the ownership beli lepas, gambar kita jadi hak sepenuhnya pemesan.
Nah gimana caranya kita meninggalkan jejak secara kreatif, semua ada cara untuk mengakali atau menyisipkan nama dalam karya yang kita buat. Nih beberapa tips dari ane selama bekerja di bidang seni gambar baik secara komersial atau portofolio 😀
1. Buat tanda watermark yang vulgar
Dalam hal ini nama dan tag identitas jelas dan gamblang menindih gambar. Biasanya hal ini saya/artis pro kebanyakan lakukan kepada klien yang belum membayar penuh gambar yang di pesan biar tidak bisa di edit ulang secara maksimal atau di gunakan seenak jidat e. Kelebihan gambar terproteksi penuh bila tujuan komersial, kelemahan mengurangi view gambar secara utuh bila sifatnya free/ portofolio.
2. Selipkan ID diantara gambar secara kreatif
Intinya adalah kita memasukkan tag nama atau tanda tangan membaur dengan bodi atau part lain dalam gambar , anggap saja sebagai stripping atau decal dari motor/mobil tersebut. Kalau penempatan pada gambar ya di pilih secara tepat saja sesuai feeling. Gambar tetap utuh dan dapat dinikmati tapi tidak merusak gambar secara keseluruhan. Toh orang kalo ga sadar bisa saja nama kita jadi tulisan kaos di model atau papan reklame di sebuah foto 🙂
3. Jangan buat produk perfect buat yang cacat
Kok buat cacat, buat yang bagus dong! Tenang gini maksudnya ada satu bagian atau beberapa bagian yang sengaja di rusak atau gak perfect, hal remeh saja misal tutup pentil, piringan cakram atau bahkan bisa saja nama kita jadi merek ban atau peleknya. Kasi pertanda di karya kita jangan terlalu perfect bila sempurna orang dengan mudah mengutak-atik karya dan merubahnya menjadi “baru” dan berbeda. Bila sudah begitu kita juga ga bisa apa-apa mau ngomel-ngomel juga ga bakal di dengar.
4. Beri signature/tanda tangan di setiap karya
Bisa juga nama web kita, tanda tangan, tanggaal lahir, no KTP, NPWP atau apalah sesuai selera yang menindih beberapa bagian motor, intinya jangan sampai gambar kita kosong beri tanda. Kita punya identitas atau alter ego masing-masing beda orang beda selera.
Kita gak tahu entar gambar kita di gunakan untuk apa, apakah hanya di gunakan untuk hal biasa atau malah lebih parah di perjual belikan/ buat komersial. Kalo saya pribadi selama tidak di gunakan untuk tujuan komersial ya pake saja karya ayas. Saya secara kerja juga cuma comot sana sini dan kemudian di paint ulang supaya jadi produk baru.
Jadi sebagai orang kreatif, ya kreatif juga lah dalam “leave your mark” dan dunia per “watermarking”an taruhlah di mana saja dan tak terduga. Melawan orang tak beretika “Counter it with style” happy hunting